Tata Nama Senyawa Kimia

Dalam catatan saya kali ini, saya akan menulis tentang "Tata Nama Senyawa Kimia".

Bagaimana menyebutkan nama senyawa berdasrkan komponen penyusunnya? Apakah semua senyawa yang telah ditemukan memiliki nama khusus?Dulu,senyawa dinamakan sesuai asal ditemukannya,misalnya,asam etanoat diberi nama asam asetat yang berasal dari cuka. Semakin banyaknya senyawa baru yang ditemukan,diperlukan suatu aturan penamaan yang berlaku internasional. Lembaga yang berwenang untuk merumuskan tata nama senyawa secara international adalah The International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC)[]

1.Penamaan SenyawaBiner Ionik
Untuk penamaan senyawa biner ionik yang dibentuk dari satu unsur logam dan satu
unsur bukan logam, mula-mula dituliskan nama logam tanpa modifikasi dan diikuti dengan

penamaan unsur bukan logam melalui pemberian akhiran 'ida'.

KCl : Kalium klorida

MgF<sub>2</sub> : Magnesium fluorida

KO : Kalium oksida

Senyawa ion walaupun terdiri dari ion positif dan ion negatif tetapi secara keseluruhan
bermuatan nol. Satuan rumus harus mengandung ion positif dan ion negatif sedemikian rupa sehingga jumlah muatan bersihnya : nol. Unsur-unsur tertentu dapat mempunyai lebih dari
satu bentuk ion. Untuk menyatakan perbedaan rumus dan nama-nama senyawa, dalam hal ini kita tentukan bilangan oksidasi unsur-unsur tersebut. Ada dua sistem penulisan yang umum dipergunakan :

1. Penamaan dengan penulisan bilangan oksidasi memakai angka romawi (SISTEM STOCK).
2. Penamaan dengan sistem akhiran 'O' untuk kation dengan bilangan oksidasi yang lebih rendah, akhiran 'i' untuk kation dengan bilangan oksidasi yang lebih tinggi.

Contoh

Rumus Molekul Sistem Stock Sistem Akhiran

CrCl2 Kromium (II) klorida Kromo klorida

CrCl3 Kromium (III) klorida Kromi klorida

Pb2O Plumbum (I) oksida Plumbo oksida

PbO Plumbum (U) oksida Plumbi oksida


2. Penamaan Senyawa Biner Kovalen

Penamaan senyawa biner kovalen yang terdiri dari unsur non-logam dengan unsur non-

logam, mula-mula dituliskan unsur dengan bilangan oksidasi positif. Misalnya kita tuliskan HCl bukannya CIH. Penamaan dilakukan dengan dasar pemberian awal yang menyatakan jumlah relatif tiap jenis atom dalam sebuah molekul pemberian awalan dengan mempergunakan

mono 1 hepta 7

di (bis) 2 okta 8

tri (tris) 3 ona 9

tetra (tetrakis) 4 deka 10

penta (pentakis) 5 undeka 11

heksa (heksakis) 6 dodeka 12

Awalan yang berada dalam kurung kini jarang dipergunakan dan lebih banyak dipakai

dalam penamaan senyawa kompleks. Jadi untuk dua oksida utama belerang dapat kita tulis

S02 : belerang dioksida atau berdasarkan sistem stock : belerang (IV) oksida

SO, belerang trioksida atau berdasarkan sistem stock : belerang (VI) oksida

Sistem awalan dapat menunjukkan hubungan antara nama dan rumus dengan tepat,

sedangkan sistem stock ternyata tak selalu dapat menampakkan hubungan nama dan rumus.

Beberapa contoh penamaan dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. Penamaan Senyawa Biner Kovalen

Rumus Sistem Awalan Sistem Stock

BCl3 Boron triklorida Boron (III) klorida

CF4 Karbon tetrafluorida Karbon (IV) fluorida

CO Karbon monooksida Karbon (II) oksida

N2O3 Dinitrogen trioksida Nitrogen (III) oksida

SF6 Sulfor heksafluorida Sulfor (VI) fluorida


3. Penamaan Asam-asam Biner

Ada segolongan senyawa biner kovalen yang dalam keadaan tertentu dapat melepaskan

ion-ion hidrogen (H+) sehingga senyawa tersebut dikenal sebagai suatu 'asam'. Asam-asam biner penting sangat terbatas jumlahnya. Penamaannya berdasarkan gabungan dari awalan 'hidro' dengan nama bukan logam yang diberi akhiran 'at'.

Contoh:

HF asam hidrofluorat (asam fluorida)

HBr asam hidrobromat (asam bromat)

H2S asam hidrosulforat (asam sulfida)


4. PENAMAAN SENYAWA POLIATONIK

Senyawa poliatomik merupakan senyawa yang mengandung ion poliatomik. Ion

poliatomik terdiri dari dua atom atau lebih yang terikat bersama. Anion poliatomik umumnya lebih banyak dibandingkan dengan jenis kation pliatomik. Unsur yang banyak terdapat pada anion pliatomik adalah oksigen. Oksigen yang terikat dengan atom bukan logam lainnyadisebut oksoanion.. Sejumlah unsur tertentu membentuk deret oksoanion yang mengandung jumlah atom oksigen yang berbeda-beda. Tabel kation dan anion

Tabel Anion
[]
No
Rumus
Nama Ion
No
Rumus
Nama Ion
1
NH4+
Amonium
19
AsO33-
Arsenit
2
O2-
Oksida
20
AsO43-
Arsenat
3
F-
Florida
21
SbO33-
Antimonit
4
Cl-
Klorida
22
SbO43-
Antimonat
5
Br-
Bromida
23
ClO-
Hipoklorit
6
I-
Iodida
24
ClO2-
Klorit
7
CN-
Sianida
25
ClO3-
Klorat
8
S2-
Sulfida
26
ClO4-
Perklorat
9
CO32-
Karbonat
27
MnO4-
Permanganat
10
SiO32-
Silikat
28
MnO42-
Manganat
11
C2O42-
Oksalat
29
CrO42-
Kromat
12
CH3COO/C2H3O2-
Asetat
30
Cr2O72-
Dikromat
13
SO32-
Sulfit
31
OH-
Hidroksida
14
SO42-
Sulfat
32
HSO3-
Bisulfit
15
NO2-
Nitrit
33
HPO42-
Hidrogen Fosfat
16
NO3-
Nitrat
34
H2PO4-
Dihidrogen Fosfat
17
PO33-
Fosfit
35
BO33-
Borat
18
PO43-
Fosfat
Tabel Kation
No
Rumus
Nama Ion
No
Rumus
Nama Ion
1
Na+
Natrium
13
Pb2+
Plumbum/Timbal (II)
2
K+
Kalium
14
Pb4+
Plumbum/Timbal (IV)
3
Mg2+
Magnesium
15
Fe2+
Ferrum/Besi (II)
4
Ca2+
Kalsium
16
Fe3+
Ferrum/Besi (III)
5
Sr2+
Stronsium
17
Hg+
Hidrargium/Raksa (I)
6
Ba2+
Barium
18
Hg2+
Hidrargium/Raksa (II)
7
Al3+
Alumunium
19
Cu+
Cupper/Tembaga (I)
8
Zn2+
Zink / Seng
20
Cu2+
Cupper/Tembaga (II)
9
Ni2+
Nikel
21
Au+
Aurum/Emas (I)
10
Ag2+
Argentum / Perak
22
Au3+
Aurum/Emas (III)
11
Sn2+
Stanum/Timah (II)
23
Pt4+
Platina (IV)
12
Sn4+
Stanum/Timah (IV)

Penamaan senyawa poliatom bergantung pada muatan masing-masing ionnya. Contohnya
CaCO3 : Kalsium Karbonat
BaSO4 : Barium Sulfat
[]

No comments:

Post a Comment