Dalam catatan saya kali ini, saya akan menulis tentang "Etanol sebagai campuran bensin".
Etanol merupakan salah satu hasil fermentasi alkohol. Fermentasi merupakan proses perubahan karbohidrat/sakarida menjadi etanol dengan bantuan enzim yang terdapat dalam ragi (zymase) secara anaerob.[]
Produksi bioetanol menggunakan bahan baku tumbuhan yang mengandung karbohidrat relatif banyak, seperti singkong, padi , sagu, jagung, nira, tetes tebu, danberbagai macam rumput yang mengandung banyak serat.
Proses pembuatan etanol diawali dengan memasak bahan yang mengandung karbohidrat, kemudian didinginkan. Setelah itu, ditempatkan dalam wadah yang tertutup, tambahkan ragi (seperti membuat tape), tutup rapat, dan diamkan dalam wadaah selama1-2 hari. Air yang dihasilkan dari proses tersebut merupakan etanol, tetapi air tape tidak mengandung 100% etanol. Kadar etanol berkisar antara 8-40% tergantung dari jenis bahan yang difermentasi. Semakin banyak kandungan karbohidrat, semakin banyak etanol yang dihasilkan. Proses pemurnian etanol dapat dilakukan dengan distilasi karena etanol memiliki titik didih (78oC) yang lebih rendah daripada air (100oC).
Proses fermentasi tersebut secara lengkap dapat ditulis sebagai berikut:
Etanol bersifat mudah terbakar sehingga dapat dijadikan bahan bakar. Etanol dengan bensin dapat dicampur dengan perbandingan 1:4 menjadi bahan bakar mesin yang akan digunakan. jadi, penggunaan etanol sebagai campuran bensin sangat membantu menghemat oenggunaan bensin. Selain itu, penggunaan etanol relatif aman dalam mengatasi penecemaran udara yang disebabkan emisi buangan gas hasil pembakaran tidak sempurna bensin yang sangat berbahaya berupa gas CO (monooksida) dan partikulat logam Pb yang beracun.
[]
No comments:
Post a Comment