Glukosa merupakan senyawa penting bagi tubuh yang berfungsi sebagai sumber energi. Senyawa ini diangkut ke seluruh tubuh melalui aliran darah tanpa melalui proses pencernaan. Oleh karena itu, jika kita sakit dan tak mau makan gara-gara sakit mag, maka kita pasti akan diinfus dengan cairan yang mengandung glukosa. Kadar normal glukosa dalam darah adalah 80-100 mg per 100mL darah. Kadar Glukosa yang terlalu tinggi diindikasikan sebagai gejala diabetes.
Darah terdiri dari sel darah merah, sel darah putih, dan plasma darah. Protein, dan glukosa merupakan komponen utama yang terlarut dalam plasma darah. Untuk menentukan kadar glukosa darah, maka protein harus dipisahkan dengan cara diendapkan agar tidak mengganggu analisa darah. Kemudian Filtrat yang diperoleh dari hasil pemisahan protein tersebut, ditambah larutan Cu2+ dalam suasana basa.
Glukosa mempunyai gugus aldehid bebas berupa enediol (bentuk kesetimbangan dengan glukosa). Pada suasana basa, enediol ini lebih dominan dan mereduksi ion cupri (Cu2+). Cu2O yang terbentuk kemudian direaksikan dengan asam fosfomolibdat dan akan membentuk warna biru.
Larutan yang berwarna ini akan digunakan untuk uji absorbansi. Dengan menggunakan standar glukosa yang ada, maka akan diperoleh kurva kalibrasi standar glukosa. Dengan kurva tersebut, maka akan diketahui konsentrasi glukosa dalam darah yang kita analisis.
Ohya, standar glukosanya juga diperlakukan sama sampai terbentuk larutan biru.
Jika hasil analisis sampel kurang atau melebihi dari range standar glukosa yang kita buat, maka diusahakan untuk diencerkan atau perlu standar yang lebih pekat. Tapi, tidak mungkin jika terlalu pekat, pada praktiknya biasanya diencerkan karena dibawah range standar.
Pemisahan protein dapat dilakukan dengan denaturasi (banyak cara bisa ditempuh). lalu disentrifugasi, agar cepat diendapkan.
Mungkin itu saja. Capek. He3x///..
No comments:
Post a Comment